Partai nasional - liberal partai demokrat dari presiden Susilo Bambang Yudhoyono merupakan partai terkuat berdasarkan hasil penghitungan pemilihan parlemen tanggal 9 april 2009 lalu denga jumlah angka sebanyak 20,2%. Di bandingkan dengan pemilihan pada 2004 silam dengan jumlah suara 7,5 %, maka suara untuk partai demokrat naik tiga kali lipat dari sebelumnya. Jika pada pemilihan terdahulu partai Golkar di bawah naungan Jusuf Kalla masih memiliki suara terbesar, maka pada pemilu ini pemerolehan suara mereka turun dari 21,6% menjadi 14,9% dan hanya menduduki peringkat ketiga. Begitu juga dengan partai PDI-Pnya Megawati Soekarnoputri jika dibandingkan dengan 2004 suara mereka turun dari 18,5% menjadi 15,0% dan tetap menduduki peringkat kedua sebagai partai terkuat setelah demokrat.

Pemerolehan suara bagi partai - partai islam juga menurun dari 37,4% menjadi 27,3%. Namun mereka akan tetap mempunyai peranan penting dalam jalannya pemerintah.

Pemilu kali ini ditandai dengan munculnya kandidat - kandidat dari Capres pada tanggal 8 Juli mendatang. Alasan di lakukan hal tersebut adalah karena semua partai dan partai - partai yang berkoalisi harus mendapatkan 25% suara yang sah atau 20% di kursi parlemen agar mereka dapat mencalonkan calon presiden mereka, hal ini disesuaikan dengan aturan baru pemilu yang berlaku. Hal - hal penting seperti dampak dari krisis global ekonomi sering menjadi perihal terbelakang.

Pemilu yang pada dasarnya berjalan relativ aman ini, hanya memiliki dua kendala yaitu secara organisasi dan logistik: di beberapa wilayah telah diedarkan kertas pemilihan yang salah sehingga masyarakat hanya dapat memilih partainya, tetapi tidak bisa memilih para wakilnya. Lebih dari 10.000 pemilih tidak bisa memberikan suaranya oleh karena mereka tidak terdaftar dalam daftar pemilih. Melihat hal tersebut beberapa partai mengumumkan bahwa mereka akan mengugat hasil pemilihan tersebut.