Asset Publisher

Publikationen

Asset Publisher

Akuntabilitas Publik dan Fungsi Pengawasan DPRD

(in indonesischer Sprache)

Asosiasi DPRD Kota Seluruh Indonesia (ADEKSI) adalah Organisasi otonom dan independen terdiri dari 86 DPRD Kota dari seluruh Indonesia. ADEKSI didirikan pada tanggal 26 Juni 2001 melalui suatu musyawarah nasional DPRD Kota Seluruh Indonesia yang dilaksanakan di Surabaya dengan tujuan untuk dapat memberi kontribusi bagi pelaksanaan otonomi daerah sejak Undang-Undang 22 Tahun 1999 ditetapkan. Sesuai dengan Anggaran Dasar ADEKSI, organisasi ini melaksanakan tiga kegiatan utama yakni memfasilitasi penyelenggaraan kegiatan pengembangan kapasitas anggotanya, kegiatan advokasi dan penyediaan layanan informasi dan publikasi. ADEKSI melakukan kerjasama dan didukung oleh lembaga lain baik dari dalam maupun luar negeri yang memiliki misi dan visi yang sejalan, diantaranya terciptanya tata pemerintahan lokal yang baik (good local governance), peningkatan kualitas hidup masyarakat di daerah melalui peningkatan kualitas demokrasi di tingkat lokal.Yayasan Konrad Adenauer (KAS) adalah salah satu yayasan Jerman terkemuka yang didirikan pada tahun 1964 dan dinamai sesuai Kanselir pertama Republik Federal Jerman. Memiliki program di lebih dari 100 negara, KAS bertujuan mengembangkan demokrasi, menegakkan aturan-aturan hukum dan sistem ekonomi pasar sosial. KAS tidak memiliki maksud menerapkan secara langsung konsep-konsep dan model-model yang telah berhasil digunakan di Jerman, melainkan menawarkan kerjasama melalui diskusi dan tukar pengalaman antara mitra-mitra dari luar negeri, sehingga tercapai kesepakatan yang menguntungkan kedua belah pihak.Dalam rangka memberikan kontribusi bagi masa depan Indonesia, KAS menjalin kerjasama baik dengan lembaga pemerintah maupun non-pemerintah, media, dan sebagainya. Fokus kegiatan KAS mencakup civic education dan policy advice, dialog politik dan ekonomi, serta pemahaman antar agama dan budaya.

Membangun Kapasitas: Fungsi Penganggaran DPRD

(in indonesischer Sprache)

Asosiasi DPRD Kota Seluruh Indonesia (ADEKSI) adalah Organisasi otonom dan independen terdiri dari 86 DPRD Kota dari seluruh Indonesia. ADEKSI didirikan pada tanggal 26 Juni 2001 melalui suatu musyawarah nasional DPRD Kota Seluruh Indonesia yang dilaksanakan di Surabaya dengan tujuan untuk dapat memberi kontribusi bagi pelaksanaan otonomi daerah sejak Undang-Undang 22 Tahun 1999 ditetapkan. Sesuai dengan Anggaran Dasar ADEKSI, organisasi ini melaksanakan tiga kegiatan utama yakni memfasilitasi penyelenggaraan kegiatan pengembangan kapasitas anggotanya, kegiatan advokasi dan penyediaan layanan informasi dan publikasi. ADEKSI melakukan kerjasama dan didukung oleh lembaga lain baik dari dalam maupun luar negeri yang memiliki misi dan visi yang sejalan, diantaranya terciptanya tata pemerintahan lokal yang baik (good local governance), peningkatan kualitas hidup masyarakat di daerah melalui peningkatan kualitas demokrasi di tingkat lokal.Yayasan Konrad Adenauer (KAS) adalah salah satu yayasan Jerman terkemuka yang didirikan pada tahun 1964 dan dinamai sesuai Kanselir pertama Republik Federal Jerman. Memiliki program di lebih dari 100 negara, KAS bertujuan mengembangkan demokrasi, menegakkan aturan-aturan hukum dan sistem ekonomi pasar sosial. KAS tidak memiliki maksud menerapkan secara langsung konsep-konsep dan model-model yang telah berhasil digunakan di Jerman, melainkan menawarkan kerjasama melalui diskusi dan tukar pengalaman antara mitra-mitra dari luar negeri, sehingga tercapai kesepakatan yang menguntungkan kedua belah pihak.Dalam rangka memberikan kontribusi bagi masa depan Indonesia, KAS menjalin kerjasama baik dengan lembaga pemerintah maupun non-pemerintah, media, dan sebagainya. Fokus kegiatan KAS mencakup civic education dan policy advice, dialog politik dan ekonomi, serta pemahaman antar agama dan budaya.

Meningkatkan Kinerja Fungsi Legislasi DPRD

(in indonesischer Sprache)

Asosiasi DPRD Kota Seluruh Indonesia (ADEKSI) adalah Organisasi otonom dan independen terdiri dari 86 DPRD Kota dari seluruh Indonesia. ADEKSI didirikan pada tanggal 26 Juni 2001 melalui suatu musyawarah nasional DPRD Kota Seluruh Indonesia yang dilaksanakan di Surabaya dengan tujuan untuk dapat memberi kontribusi bagi pelaksanaan otonomi daerah sejak Undang-Undang 22 Tahun 1999 ditetapkan. Sesuai dengan Anggaran Dasar ADEKSI, organisasi ini melaksanakan tiga kegiatan utama yakni memfasilitasi penyelenggaraan kegiatan pengembangan kapasitas anggotanya, kegiatan advokasi dan penyediaan layanan informasi dan publikasi. ADEKSI melakukan kerjasama dan didukung oleh lembaga lain baik dari dalam maupun luar negeri yang memiliki misi dan visi yang sejalan, diantaranya terciptanya tata pemerintahan lokal yang baik (good local governance), peningkatan kualitas hidup masyarakat di daerah melalui peningkatan kualitas demokrasi di tingkat lokal.Yayasan Konrad Adenauer (KAS) adalah salah satu yayasan Jerman terkemuka yang didirikan pada tahun 1964 dan dinamai sesuai Kanselir pertama Republik Federal Jerman. Memiliki program di lebih dari 100 negara, KAS bertujuan mengembangkan demokrasi, menegakkan aturan-aturan hukum dan sistem ekonomi pasar sosial. KAS tidak memiliki maksud menerapkan secara langsung konsep-konsep dan model-model yang telah berhasil digunakan di Jerman, melainkan menawarkan kerjasama melalui diskusi dan tukar pengalaman antara mitra-mitra dari luar negeri, sehingga tercapai kesepakatan yang menguntungkan kedua belah pihak.Dalam rangka memberikan kontribusi bagi masa depan Indonesia, KAS menjalin kerjasama baik dengan lembaga pemerintah maupun non-pemerintah, media, dan sebagainya. Fokus kegiatan KAS mencakup civic education dan policy advice, dialog politik dan ekonomi, serta pemahaman antar agama dan budaya.

Menjadi Wakil Rakyat Dalam Tata Demokrasi Baru

(in indonesischer Sprache)

Asosiasi DPRD Kota Seluruh Indonesia (ADEKSI) adalah Organisasi otonom dan independen terdiri dari 86 DPRD Kota dari seluruh Indonesia. ADEKSI didirikan pada tanggal 26 Juni 2001 melalui suatu musyawarah nasional DPRD Kota Seluruh Indonesia yang dilaksanakan di Surabaya dengan tujuan untuk dapat memberi kontribusi bagi pelaksanaan otonomi daerah sejak Undang-Undang 22 Tahun 1999 ditetapkan. Sesuai dengan Anggaran Dasar ADEKSI, organisasi ini mempunyai tugas utama dalam memberikan kontribusi yang bermakna bagi penyelenggaraan Otonomi Daerah berdasarkan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik. Mandat ADEKSI mengutamakan pengembangan Dewan Kota (DPRD) dalam menjalankan tugas dan fungsinya secara memadai sehingga memberikan kontribusi bagi pengembangan sistem pemerintahan lokal yang demokratis dan implementasi Otonomi Daerah secara bertanggung jawab. Yayasan Konrad Adenauer (KAS) adalah salah satu yayasan Jerman terkemuka yang didirikan pada tahun 1964 dan dinamai sesuai Kanselir pertama Republik Federal Jerman. Memiliki program di lebih dari 100 negara, KAS bertujuan mengembangkan demokrasi, menegakkan aturan-aturan hukum dan sistem ekonomi pasar sosial. KAS tidak memiliki maksud menerapkan secara langsung konsep-konsep dan model-model yang telah berhasil digunakan di Jerman, melainkan menawarkan kerjasama melalui diskusi dan tukar pengalaman antara mitra-mitra dari luar negeri, sehingga tercapai kesepakatan yang menguntungkan kedua belah pihak.Dalam rangka memberikan kontribusi bagi masa depan Indonesia, KAS menjalin kerjasama baik dengan lembaga pemerintah maupun non-pemerintah, media, dan sebagainya. Fokus kegiatan KAS mencakup civic education dan policy advice, dialog politik dan ekonomi, serta pemahaman antar agama dan budaya.

Dialog dalam Kekacauan Dunia

Sebuah Respon terhadap Ancaman Unilateralisme dan Terorisme Global

Buku ini merupakan kompilasi dari beberapa artikel yang dipresentasikan pada seminar "Inter-cultural Dialogue for a New Global Equilibrium: Constraints and Possibilities" yang diadakan oleh Center for Language and Culture (CLC)dari Syarif Hidayatullah State Islamic University (UIN) Jakarta yang berkolaborasi dengan Konrad Adenauer Stiftung (KAS) di Jakarta pada tanggal 9 Oktober 2003.Buku ini menawarkan berbagai perspektif bagaimana seharusnya dunia ini mengatasi konflik dan perang yang semakin meningkatkan ketegangan global. Buku ini merekomendasikan pengembangan sikap saling memahami antar individu yang memiliki berbagai pendapat, kebijakan negara yang berbeda-beda, dan sikap negara. Karenanya dibutuhkan sebuah diskusi mengenai mekanisme tertentu yang menjadi pegangan setiap negara untuk mencapai suatu keseimbangan untuk menciptakan kedamaian dan dunia yang adil. Setiap Upaya untuk mengembangkan perspektif bersama dalam memahami suatu isu, membutuhkan strategi untuk menghindarkannya menuju kehancuran.

Konflik dan damai: Hubungannya Dengan Kesukuan dan Keagamaan

(in indonesischer Sprache)

Belakangan ini, suku-suku bangsa di Nusantara yang telah lama hidup rukun terusik dengan munculnya konflik horizontal di negeri ini. Sekalipun konflik tidak bermula pada perbedaan agama, namun agama tetap dikaitkan dan semakin memperkeruh permasalahan. Di daerah seperti Ambon, berbagai usaha pendekatan telah dilakukan oleh para pemimpin agama-agama yang masih tetap menyadari pentingnya mempertahankan kesatuan dalam keberagaman itu, dengan harapan agar masyarakat menyadari kemunduran dan kehancuran akibat konflik yang berkepanjangan itu. Tetapi ada suatu kekuatan tertentu yang sulit dibendung yang membuat konflik dan perseteruan tersebut berlanjut selama beberapa tahun.Mengingatkan dan menyadarkan masyarakat serta secara terus menerus menyuarakan damai merupakan suatu bagian dari tugas penting pimpinan agama-agama dan tokoh-tokoh masyarakat. Peranan pimpinan agama menjadi sangat penting sebab isu dengan muatan sentimen agama sangat cepat membakar permusuhan sesama umat. Sesedikitnya Sumatera Utara sebagai wilayah yang sangat heterogen perlu dicermati, diwaspadai dan dijaga. Tanpa mengingkari hakekat agama sebagai urusan yang sangat pribadi dengan Tuhan, wujud keberagaman pun dapat diukur melalui sikap, hubungan serta perilaku terhadap sesama umat manusia, baik se-agama maupun berbeda agama.Salah satu dari usaha pendekatan penyadaran itu adalah pertemuan dan percakapan para pimpinan agama dan tokoh-tokoh intelektual serta tokoh-tokoh masyarakat. inilah yang melatarbelakangi seminar yang dilakukan di Medan, 18-19 Februari 2003. Butir-butir pemikiran itu, sekalipun tidak sempurna, menjadi benih-benih yang patut ditumbuh kembangkan. oleh sebab itu, buku ini layak dibaca, dikritisi, dan diperluas.

Islam dan Barat

dialog penciptaan kedamaian dunia

Buku ini menghadirkan berbagai artikel dan kontribusi lainnya dari seminar Internasional mengenai "Islam and the West, One Year after September 11, 2001: Obstacles and Solutions in Search of a New World Civilization". Seminar ini diselenggarakan oleh Pusat Bahasa dan Budaya Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta dan di sponsori oleh kerjasama Indonesia-Belanda dalam studi Islam dan Konrad Adenauer Stiftung. Buku ini memaparkan sejumlah penyelesaian terhadap permasalahan yang dihadapi dalam hubungan Islam dan Dunia Barat. Penyelesaian dilihat dari berbagai perspektif individu yang terlibat didalam seminar. Seminar ini membahas mengenai Peranan opini publik, media masa dan manipulasinya dalam kehidupan publik. Buku ini juga mencakup paham Islamis, Demokrasi, dan benturan peradaban dan konflik Israel-Palestina. Dalam kesimpulannya, buku ini menyarankan pentingnya dialog dalam semua level masyarakat untuk menyelesaikan ketegangan antara Islam dan Dunia Barat melalui keterbukaan dan keadilan.

HAM Menurut Perspektif Al-Quran dan Hadis

(17teilige Reihe in indonesischer Sprache)

Persoalan HAM senantiasa bergulir dan hangat diperbincangkan di berbagai kalangan masyarakat dan negara. Perbincangan tersebut tidak akan pernah berhenti karena kasus-kasus pelanggaran HAM yang terjadi senantiasa menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan. Banyak negara yang mengalami kebangkrutan justru karena intervensi negara lain yang tidak menghendaki adanya penghambat bagi kepentingan politik dan ekonominya. Konsep pasar bebas dan globalisasi yang selalu didengungkan menambah berat beban negara-negara miskin dan berkembang untuk lepas dari kekangan kemiskinan dan kemelaratan. Kelaparan terjadi dan angka kriminalitas meningkat tajam. Kejahatan terjadi dengan berbagai modus yang baru dan semakin mengerikan. Berbagai pelanggaran HAM yang terjadi semakin banyak yang diabaikan. Lebih ironis lagi, para pelaku pelanggar HAM tidak pernah dihukum, bahkan terlalu kuat untuk dapat menyeretnya ke meja hijau.Melalui tulisan ini diharapkan dapat melengkapi wacana kita diseputar usaha menumbuhkembangkan kesadaran akan pentingnya pemahaman HAM yang lebih menukik pada sumber utama Islam, yakni Al-Quran dan Hadis Nabi

Transformasi Menuju Demokrasi Lokal

(in indonesischer Sprache)

Buku ini melihat pentingnya pemilihan langsung dalam proses transformasi menuju demokrasi. pencapaian demokrasi hendaknya tidak hanya dinikmati pada tingkat nasional, namun juga menyentuh tingkat provinsi, kabupaten, bahkan tingkat desa sekalipun, karenanya perlu pendidikan dan penerapan demokrasi pada tingkat lokal. Buku ini membahas mengenai bagaimana pandangan masyarakat mengenai pemilihan kepala daerah secara langsung, kajian akademis mengenai pemilihan langsung kepala daerah, dan memberi pengalaman pemilihan kepala daerah di berbagai negara yang diharapkan dari sana dapat ditemukan suatu cara pemilihan kepala daerah yang sesuai dengan keadaan dan budaya Indonesia.Asosiasi DPRD Kota Seluruh Indonesia (ADEKSI) adalah Organisasi otonom dan independen terdiri dari 86 DPRD Kota dari seluruh Indonesia. ADEKSI didirikan pada tanggal 26 Juni 2001 sebagai bagian dari program desentralisasi yang lebih dikenal dengan otonomisasi daerah.ADEKSI melaksanakan tiga kegiatan utama yakni memfasilitasi penyelenggaraan kegiatan pengembangan kapasitas anggotanya, kegiatan advokasi dan penyediaan layanan informasi dan publikasi. ADEKSI melakukan kerjasama dan didukung oleh lembaga lain baik dari dalam maupun luar negeri yang memiliki misi dan visi yang sejalan, diantaranya terciptanya tata pemerintahan lokal yang baik (good local governance), peningkatan kualitas hidup masyarakat di daerah melalui peningkatan kualitas demokrasi di tingkat lokal.penebitan buku ini adalah bagian dari kegiatan ADEKSI dalam menyediakan layanan informasi dan publikasi.Yayasan Konrad Adenauer (KAS) adalah salah satu yayasan Jerman terkemuka yang didirikan pada tahun 1964 dan dinamai sesuai Kanselir pertama Republik Federal Jerman. Memiliki program di lebih dari 100 negara, KAS bertujuan mengembangkan demokrasi, menegakkan aturan-aturan hukum dan sistem ekonomi pasar sosial. KAS tidak memiliki maksud menerapkan secara langsung konsep-konsep dan model-model yang telah berhasil digunakan di Jerman, melainkan menawarkan kerjasama melalui diskusi dan tukar pengalaman antara mitra-mitra dari luar negeri, sehingga tercapai kesepakatan yang menguntungkan kedua belah pihak.Dalam rangka memberikan kontribusi bagi masa depan Indonesia, KAS menjalin kerjasama baik dengan lembaga pemerintah maupun non-pemerintah, media, dan sebagainya. Fokus kegiatan KAS mencakup civic education dan policy advice, dialog politik dan ekonomi, serta pemahaman antar agama dan budaya.

Konflik masyarakat

Indonesia dewasa ini

Pusat Bahasa dan Budaya (Center for Language and Culture)merupakan badan independen dari State Institute for Islamic study (IAIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, yang didirikan pada tahun 1999, CLC menyediakan layanan bahasa, dan selalu membantu penelitian khususnya dalam isu Islam dan sosial-budaya dalam masyarakat muslim dewasa ini. Dalam empat tahun, CLC telah menangani beberapa proyek nasional dan internasional seperti the Batavian Festival (1999), the International Seminar on the Coming and Spreading of Islam to Southeast Asia (1999), the International Workshop on Ethno-Religious Conflict in Indonesia Today (2001)and the Regional Conference on Islam and the West (2001). Selain itu, CLC juga menerbitkan sebuah jurnal mengenai Islam dan sosial-budaya, kultur, dan penelitian dalam Pergerakan Radikal Islam dalam Indonesia Kontemporer (2000;2001), Democracy and Anarchism (2001), dan Aspek Sosial-Budaya Ziarah (2001).Yayasan Konrad Adenauer (KAS) adalah salah satu yayasan Jerman terkemuka yang didirikan pada tahun 1964 dan dinamai sesuai Kanselir pertama Republik Federal Jerman. Memiliki program di lebih dari 100 negara, KAS bertujuan mengembangkan demokrasi, menegakkan aturan-aturan hukum dan sistem ekonomi pasar sosial. KAS tidak memiliki maksud menerapkan secara langsung konsep-konsep dan model-model yang telah berhasil digunakan di Jerman, melainkan menawarkan kerjasama melalui diskusi dan tukar pengalaman antara mitra-mitra dari luar negeri, sehingga tercapai kesepakatan yang menguntungkan kedua belah pihak.Dalam rangka memberikan kontribusi bagi masa depan Indonesia, KAS menjalin kerjasama baik dengan lembaga pemerintah maupun non-pemerintah, media, dan sebagainya. Fokus kegiatan KAS mencakup civic education dan policy advice, dialog politik dan ekonomi, serta pemahaman antar agama dan budaya.