Rincian
Konrad-Adenauer-Stiftung (KAS) dan Center for the Study of Religion and Culture (CSRC) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah mengembangkan program “Kontra Narasi Ekstremis (KNE)” sejak Juli 2017. Pada tahun 2018 program tersebut kemudian dikemas dalam tema Voicing Peace and Harmony: Enhancing the Role of Pesantren in Countering Extremist Narratives dengan melibatkan pesantren khususnya sebagai mitra utama dalam pelaksanaan program. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas pesantren dalam mempromosikan perdamaian, harmoni, dan toleransi melalui kontra narasi ekstremis. Pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan tertua di Indonesia mempunyai modal sosial yang kuat dalam pembangunan perdamaian dan upaya pencegahan radikalisme dan ekstremisme kekerasan.
Sejak 2018 hingga 2023 program ini bergerak di Pulau Jawa dalam bentuk pelatihan atau training “Kontra Narasi Ekstremis: Suara Pesantren untuk Perdamaian dan Toleransi” yang diawali dengan pembekalan para trainer melalui Training of Trainer (ToT) yang dilanjutkan dengan Micro Teaching. Setelah itu pelatihan baru bisa diadakan di 5 provinsi, yaitu DKI Jakarta (termasuk sekitarnya), Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan Jawa Timur sampai kemudian untuk pemantapan dan pematangan dilanjutkan dengan Advance Training. Semua peserta berasal dari ustadz/ustadzah muda pesantren. Keberhasilan pelatihan ini terekam salah satunya dalam sebuah buku yang bertutur tentang kisah perubahan (Story of Change) para ustadz/ustadzah terlibat program Pesantren for Peace (PfP) dan KNE.
Mulai tahun 2023 program KNE ini mulai diujicobakan di luar Pulau Jawa melalui Workshop “Peran Pesantren dalam Mempromosikan Perdamaian melalui Kontra Narasi Ekstremis” untuk memetakan kebutuhan dan relevansi program. Sampai dengan 2024 program ini sudah diselenggarakan di 5 kota di 5 provinsi, yaitu Sumatera Selatan (Palembang), Nusa Tenggara Barat (Lombok), Sulawesi Selatan (Makassar), Sulawesi Tengah (Palu), dan Kalimantan Timur (Balikpapan). Sesuai dengan rekomendasinya agar KNE dikembangkan secara lebih intens dan mendalam di 5 provinsi ini dalam bentuk pelatihan untuk membekali komunitas pesantren dalam mengidentifikasi narasi ekstremis dan bagaimana melawan balik narasi tersebut, maka dibuatlah Training of Trainer (ToT) yang melatih para peserta pilihan workshop untuk dapat menjadi trainer KNE.
Pada 9-12 September 2024 ToT telah berhasil diselenggarakan dengan diikuti oleh 25 peserta perwakilan dari 5 provinsi. Program ini penting untuk meningkatkan keterampilan dan wawasan ustadz/ustadzah pesantren tentang narasi ekstremis dan bagaimana melakukan kontra narasinya. Kegiatan ini telah menghasilkan beberapa rekomendasi yang dapat dirangkum antara lain meningkatkan koordinasi dan komunikasi alumni Workshop KNE yang saat ini sudah tergabung dalam aliansi di masing-masing wilayah, meningkatkan literasi dan narasi KNE di pesantren masing-masing, mengintegrasikan materi KNE dalam bahan ajar, mengampanyekan KNE baik dalam ceramah maupun khutbah, koordinasi antar trainer untuk mematangkan materi dan mematangkan metode yang akan digunakan, baik daring maupun luring, dan perlunya micro training (micro teaching) untuk para calon trainer di wilayah masing-masing sebagai wahana latihan dan praktik training KNE yang akan diselenggarakan di pesantren salah satu trainer dengan peserta yang berasal dari santri senior maupun ustadz/ustadzah.
Berdasarkan rekomendasi tersebut serta demi menjamin keberhasilan training KNE sesuai dengan yang diharapkan, maka Micro Teaching pun diadakan langsung di 5 (lima) wilayah dengan melibatkan para alumni ToT sebagai trainer. Micro teaching termasuk metode pelatihan yang digunakan untuk membantu para calon trainer mengembangkan keterampilan melatih dan memfasilitasi (training) dalam lingkungan yang lebih kecil dan terkendali. Oleh karena itulah dalam micro teaching ini jumlah siswa lebih sedikit daripada training yang sebenarnya, yaitu hanya 15 orang dari jumlah normal peserta dalam pelatihan KNE yang mencapai 25 orang. Oleh karena itu micro teaching menjadi program untuk memastikan bahwa para calon trainer memiliki keterampilan yang cukup sebelum menjadi trainer di pelatihan yang lebih besar. Dari hasil monitoring dan supervisi, micro teaching ini telah mampu meningkatkan kompetensi para calon trainer, mengembangkan metode pelatihan yang lebih aktif dan efektif, dan menanamkan rasa percaya diri para trainer dalam pelatihan.
Walaupun micro teaching sudah mampu menunjukkan kesiapan para calon trainer, namun di sisi lain juga memperlihatkan beberapa lubang kekurangan yang perlu ditambal sebagaimana direkomendasikan oleh hasil evaluasi dan monitoring, antara lain masih kurangnya pengembangan dan penerapan pendekatan partisipatoris, perbedaan materi pelatihan di beberapa sesi di beberapa wilayah yang dikhawatirkan akan berdampak pada hasil pelatihan, serta manajemen dan kerja sama tim trainer yang masih belum solid. Atas dasar ini, maka untuk memaksimalkan hasil training nantinya, para trainer perlu diajak berkumpul untuk mengevaluasi, berkoordinasi, dan dikuatkan kapasitas serta kompetensi para trainer untuk training KNE. Dari sinilah Center for the Study of Religion and Culture (CSRC) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan dukungan penuh dari Konrad-Adenauer-Stiftung (KAS) bermaksud mengadakan Consultation Meeting.
📅 15-16 Mei 2025
📍 Aston Bintaro Hotel & Conference Center, Tangerang Selatan
Program
15 Mei 2025
16:00 – 16:30 Pembukaan
Oleh:
Idris Hemay, M.Si. (Direktur CSRC UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)
Denis Suarsana, Ph.D (Direktur KAS Indonesia-Timor Leste)
16:30 – 17:00 Pidato Kunci: Pencegahan Ekstremisme Berbasis Kekerasan Melalui Kontra Narasi Ekstremis
Oleh: Brigjen. Pol. John Weynart Hutagalung, S.I.K. (Direktur Pencegahan Densus 88)
17:00 – 17:15 Sesi 1: Orientasi Program
Oleh: Muchtadlirin
17:15 – 18:00 Sesi 2: Presentasi Hasil Monitoring
Narasumber: Idris Hemay dan Irfan Abubakar
19:30 – 21:30 Sesi 3: Diskusi Kelompok: Pendalaman Hasil Monitoring
Fasilitator: Irfan Abubakar, Idris Hemay, dan Haula Sofiana
16 Mei 2025
08:00 – 10:00 Sesi 4: Pendalaman Materi Narasi Ekstremisme dan Kontra Narasinya
Narasumber: Irfan Abubakar
10:15 – 12:15 Sesi 5: Diskusi Kelompok: Penyiapan Materi dan Bahan Pelatihan
Fasilitator: Irfan Abubakar, Idris Hemay, dan Haula Sofiana
13:30 – 15:30 Sesi 6: Pendalaman Teknik dan Metodologi Pelatihan
Narasumber: Irfan Abubakar
16:00 – 18:00 Sesi 7: Tugas Kelompok Praktik Fasilitasi 1
Fasilitator: Irfan Abubakar, Idris Hemay, dan Haula Sofiana
19:30 – 21:30 Sesi 8: Tugas Kelompok Praktik Fasilitasi 2
Fasilitator: Irfan Abubakar
21:30 – 22:00 Penutupan
Oleh: Muchtadlirin