Asset Publisher

laporan negara

Dua Pejuang Kemerdekaan memenangkan Putaran Pertama Pemilihan Presiden di Timor-Leste

dari Dr. Jan Woischnik, Ines Burghardt
Timor-Leste masih terpecah. Pada hari Sabtu, 17 Maret 2012, 629.503 warga Timor-Leste keluar dari rumah untuk memilih presiden mereka. Putaran pertama pemilihan umum yang diduga banyak pihak akan diwarnai kericuhan berlangsung dengan damai dan tanpa kekerasan. Hasilnya, dua calon keluar sebagai pemenang sementara yang sama kuatnya.

Asset Publisher

Menurut hasil sementara, Fransisco ‚Lu Olo’ Guterres, calon dari partai sayap kiri Fretilin (Frente Revolucionária do Timor-Leste Independente) berhasil mempertahankan posisi puncaknya di tahun 2007 dengan jumlah suara sebanyak 28,45%. Pada tahun 2007 ia juga memperoleh suara terbanyak pada pemilu putaran pertama. Namun pada putaran kedua ia dikalahkan oleh Presiden saat ini, yang juga pemenang piala Nobel, José Ramos-Horta.

Urutan kedua dengan perolehan 25,18% suara ditempati oleh José Maria de Vasconcelos alias ‚Taur Matan Ruak’, mantan Panglima Angkatan Bersenjata Timor-Leste. Awalnya ia merupakan calon independen, namun mulai pertengahan bulan Februari ia mendapatkan dukungan dari Conselho Nacional de Reconstrução do Timor (CNRT), partai yang berkuasa saat ini di bawah pemerintahan Perdana Menteri Xanana Gusmão. Pada pemilu sebelumnya, dukungan partai ini masih diberikan kepada José Ramos-Horta. Namun dalam lima tahun terakhir, selalu terdapat perbedaan pendapat di antara mereka berdua. Sebagai contoh, Ramos-Horta menuding CNRT melakukan korupsi dan nepotisme. Oleh karena itu, perpecahan yang kemudian terjadi dalam pemilu ini tidak mengejutkan para pengamat.

Presiden Negara Ramos-Horta tersingkir

Hilangnya dukungan suara dari CNRT bagi Ramos-Horta yang baru mengajukan pencalonan kembalinya pada bulan Januari, menyebabkan ia tersingkir dan tak dapat masuk ke putaran kedua. Terlebih lagi, banyak janji-janjinya semasa ia mencalonkan diri lima tahun yang lalu yang tidak dapat ia penuhi, terutama di bidang ekonomi. Tingkat pengangguran dan kurang gizi pada anak masih sangat tinggi. Oleh sebab itu, Ramos-Horta hanya berada pada urutan ketiga dengan perolehan suara sebanyak 17,81%. Ia sendiri mengemukakan, bahwa ia cukup puas dengan hasil pemilu tersebut, karena ia hanya mencalonkan diri kembali berdasarkan sebuah petisi yang ditandatangani oleh sekitar seratus ribu penduduk dan sengaja tidak banyak melakukan kampanye sendiri. Dengan pengecualian Fernando ‚Lasama’ Araújo dari Partido Democrático (PD) yang memperoleh 17,67% suara, kesepuluh calon lainnya tak dapat merebut posisi-posisi terdepan dalam pemilu ini. Banyak dari mereka yang mencalonkan diri dari partai-partai kecil atau secara independen sudah tahu sejak awal bahwa kesempatan mereka untuk unggul sangat tipis. Namun hasil yang mereka peroleh akan berperan dalam pemilihan parlemen yang akan diadakan pada akhir bulan Juni mendatang. Hasil tersebut dapat mengarah kepada pembicaraan mengenai kemungkinan koalisi.

Ketegangan sebelum putaran kedua

Yang lebih berperan lagi tentunya ialah hasil dari putaran kedua dari pemilihan presiden yang menurut informasi saat ini akan dilangsungkan pada tanggal 16 April 2012. Guterres dan Ruak akan saling berhadapan. Hasil dari pemilu putaran kedua ini dapat sangat mempengaruhi jalannya pemilihan parlemen pada akhir Juni mendatang. Terlebih lagi, di masa lalu Presiden Negara Timor-Leste juga secara de facto memiliki pengaruh terhadap pembentukan pemerintahan atau setidaknya memulai negosiasi koalisi. Selain itu, ia juga memilih perdana menteri.

Calon mana yang akan menang pada pemilu putaran kedua pada pertengahan bulan April sangat sulit diperkirakan. Suara dari pemilih yang pada putaran pertama memberikan suaranya kepada Ramos-Horta serta calon-calon lainnya akan sangat menentukan hasil pemilu putaran kedua. Kepada siapa partai-partai kecil akan berpihak juga masih sangat tidak jelas. Oleh sebab itu, pemilu putaran kedua ini dapat berkembang menjadi pertarungan yang sengit.

Baik Guterres maupun Ruak merupakan tokoh perlawanan Timor-Leste. Sama seperti Gusmão dan Ramos-Horta, bertahun-tahun lamanya mereka berjuang melawan pendudukan Indonesia. Pada tahun 2002 perjuangan ini berakhir dengan kemerdekaan bagi Timor-Leste. Namun sampai hari ini negara tersebut disokong oleh masyarakat internasional dalam berbagai bidang. Satu pasukan reaksi internasional, International Stabilisation Force (ISF) dibentuk setelah kerusuhan dan kekerasan yang terjadi pada tahun 2006, untuk menjaga sektor keamanan. Sementara itu, Perserikatan Bangsa-Bangsa mendukung konsolidasi negara tersebut melalui misi operasi penjaga perdamaian multi-dimensi, UNMIT (United Nations Integrated Mission in Timor Leste). Namun kedua operasi tersebut hanya akan berlangsung hingga akhir tahun ini. Hal ini bahkan terlihat realistis dengan adanya pemilihan umum yang berlangsung aman. Mulai bulan Januari 2013, Timor-Leste akan sangat bergantung kepada pemerintahannya sendiri. Seorang presiden yang tidak melepaskan pandangannya dari kepentingan masyarakat dapat mempengaruhi proses transformasi ini dengan positif.

Defisit perkembangan

Meski terlihat adanya perkembangan pada tahun-tahun terakhir, Timor-Leste yang sudah merdeka selama sepuh tahun tetap merupakan negara dengan kekurangan dalam hal perkembangan. Contohnya, pengembangan sumber daya alam berupa minyak dan gas bumi masih perlu didorong sehingga keuntungan yang nantinya diperoleh dapat dibagi dengan adil. Timor-Leste masih merupakan negara termiskin di daerahnya (Human Development Index (HDI) peringkat 147 dari 187 pada tahun 2011). Kekurangan terutama dirasakan oleh orang muda yang merasa tak ada perspektif. Hal ini ditambah dengan adanya masalah korupsi serta kurangnya pengolahan masa lalu yang penuh dengan krisis. Masalah mana yang akan ditangani oleh Presiden Timor-Leste yang akan datang, masih sulit untuk diperkirakan, sebab pemilu yang terjadi lebih berfokus kepada calonnya dan bukan kepada tema kampanye mereka. Namun kedua calon presiden ini harus membicarakan pertanyaan-pertanyaan seputar politik perkembangan, karena jabatan presiden yang telah dipolitisir oleh Ramos-Horta, akan terus bertahan.

Kesimpulan

Dengan demikian, jika dilihat dari berbagai sudut pandang, pemilihan presiden merupakan suatu ujian bagi negara muda Timor-Leste. Sebagai permulaan, berlangsungnya proses pemilu dengan aman sejauh ini dapat mencerminkan stabilitas kondisi keamanan negara tersebut. Selain itu, proses pemilu yang berjalan dengan lancar juga dapat dilihat sebagai kesuksesan konsolidasi demokrasi. Hal ini dapat mengembangkan harapan, terutama karena operasi UNMIT dan ISF akan beakhir. Aparat negara Timor-Leste juga nampaknya mulai semakin mandiri. Terlebih dari itu, hasil pemilu merupakan indikator pertama untuk pemilihan parlemen pada bulan Juni mendatang. Kemenangan Guterres akan dapat dipandang sebagai awal dari kemungkinan perubahan pemerintahan. Paling tidak, hasil dari putaran pertama menunjukkan, bahwa Fretilin masih memiliki jumlah pendukung terbanyak. Namun masih diragukan apakah hal ini cukup untuk mengeluarkan Fretilin dari oposisi. Tahun 2007 pun ia tampil sebagai partai terkuat dalam pemilihan presiden dan parlemen. Namun pada akhirnya, ia kalah dalam negosiasi koalisi.

Asset Publisher

laporan negara
25 Maret 2011
Baca sekarang
Partisipasi-partisipasi dalam acara
11 Oktober 2011
Baca sekarang

comment-portlet

Asset Publisher

Asset Publisher

Tentang seri ini

Konrad-Adenauer-Stiftung mempunyai perwakilan dengan kantor sendiri di lima benua di sekitar 70 negara. Para pejabat setempat dapat memberi liputan terpercaya tentang kejadian-kejadian aktuil dan perkembangan jangka panjang di negara tempat mereka ditugaskan. Melalui tinjauan-tinjauan mereka, para pengunjung situs internet Konrad-Adenauer-Stiftung akan memperoleh analisa eksklusif, informasi latar belakang dan evaluasi.

Informasi pemesanan

erscheinungsort

Indonesien Indonesien